Jumat, 17 Juni 2011

Studi Atas Ide dan Pemikiran Imam Khomeini Tentang Pendidikan

oleh

Hujjatul Islam Sayyid Ahmad Khomeini

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah, semoga shalawat dan salam tercurah kepada Rasul-Nya dan pembawa amanat wahyu-Nya.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hingga beberapa tahun setelah wafatnya Imam Khomeini qs, berbagai hujatan dan distorsi informasi siang-malam terus menerpa dan berusaha mendiskreditkan yang mulia Imam Khomeini dan revolusi (Islam), namun kita melihat bahwa masyarakat Islam tetap setia pada tujuan, harapan, dan nilai-nilai yang dibawa Imam Khomeini. Bukan itu saja, mereka juga sangat rindu untuk mengenal lebih jauh berbagai persoalan kehidupan, seruan, dan pengarahan serta rahasia kesuksesan beliau. Sehingga, dengannya semakin bertambahlah keyakinan dan ketenangan kita. Kami tahu, terdapat beberapa persoalan yang lebih penting ketimbang persoalan materi yang berjalan searah dengan perjalanan revolusi Tuhan ini.

Secara pribadi, saya melihat bahwa rahasia yang terpendam di balik perhatian begitu besar masyarakat Islam ini yang menyebabkan kekalahan berturut-turut bagi masyarakat non-muslim, menggambarkan niat tulus dan kesucian jiwa yang dimiliki Imam Khomeini. Beliau sangat memperhatikan pembahasan tentang akhlak, sehingga beliau berulang kali mengatakan, "Berupayalah engkau untuk memperbaiki hubunganmu dengan Tuhannu, karena dengannya seluruh urusanmu akan menjadi baik."

Acara seminar dan konfrensi yang diadakan para pengajar dan ulama untuk mengkaji pemikiran dan ide Imam Khomeini tentang pengajaran dan pendidikan ini telah mendorong kami untuk memberikan beberapa cacatan.

Kami memahami bahwa para peserta konfrensi ini telah menguasai pelbagai masalah pendidikan dengan sempurna, dan dengan ini berhak memperoleh penghargaan. Di samping, mereka juga mempunyai kedudukan strategis sebagai landasan kokoh dalam menggali pemikiran Imam tentang pendidikan. Namun, sesuatu yang harus diperhatikan dengan sangat adalah bahwa Sunnah Nabawiyah yang merupakan salah satu sumber pengambilan hukum terpenting, tidak hanya didasarkan pada perkataan Rasulullah saww saja, namun juga dalam perbuatan dan taqrirnya. Ketiga unsur tersebut merupakan hal pokok dan penting dalam mengambil kesimpulan hukum. Dan semuanya tidak akan selalu sama.

Jika kita percaya bahwa pendapat, teori, dan sikap Imam Khomeini merupakan salah satu pengikut Rasulullah saww serta sebagai sosok mukmin hakiki yang akan mengembalikan (kita) kepada pendapat Islam yang hakiki pula, maka hal itulah yang akan dikokohkan dalam seminar ini. Kita yakin, melestarikan kebangkitan budaya dan politik yang diwujudkan Imam dapat dilakukan dengan jalan mematuhi dan mengikuti jejak langkah Imam. Untuk mengungkap pendapat dan pemikiran Imam, kita harus mempelajari seluruh karya, pernyataan, dan maklumat beliau, serta melihat dengan jeli perjalanan hidup, prilaku, dan tindakan beliau. Kami sangat yakin, seluruh sikap, pengajaran, dan pendidikan Imam yang penuh dengan tingkah laku, perbuatan, dan tindakan politik, sosial, dan ibadah telah menunjukkan kepada kita tujuan-tujuan pendidikan Imam yang telah beliau gariskan. Menurut kami, itu merupakan hal terpenting yang harus diungkap ketimbang muatan yang terkandung dalam perkataan dan karya-karya beliau, mengingat hal itu tidak hanya mencakup masalah pendidikan dan pengajaran saja.

Perlu kami sampaikan di sini bahwa konfrensi terdahulu yang membahas pemikiran ekonomi Imam hanya membicarakan seluruh karya, pernyataan, dan maklumat beliau. Rasanya, jarang sekali kami peroleh pandangan dan pemikiran, dalam berbagai pembahasan, yang menguak prilaku, perbuatan, dan sikap Imam dalam persoalan ekonomi dan hukum-hukum fikih yang berkait dengan masalah ekonomi. Alangkah baiknya jika panitia penyelenggara konfrensi ini mengambil sisi itu dengan melihat pandangan dan pemikiran tersebut. Dan, kini telah disiapkan sebuah kumpulan (tulisan) yang berisikan tentang ide dan sikap yang membicarakan sisi-sisi perbuatan atau prilaku Imam.

Kami tidak akan mengatakan bahwa Imam Khomeini menganggap persoalan tertentu adalah tujuan pendidikan, atau bahwa metode tertentu adalah metode pendidikan yang benar, kecuali jika kita gabungkan dengan perkataan, karya, prilaku, perbuatan, dan aktivitas pendidikan Imam. Juga, dengan gambaran yang muncul dari pemikiran dan tujuan hidup beliau, baik secara umum maupun khusus. Mungkin, Anda akan banyak mendapatkan pembahasan seputar masalah pendidikan yang disampaikan Imam dalam posisi menyusun atau mengarahkan sebuah pemikiran yang menguatkan berbagai persoalan yang berkait dengan

Kamis, 26 Mei 2011

Masyarakat Religius; Problem Pluralisme Agama dan Mazhab

Oleh: Muchtar Luthfi

Kedamaian di dunia tak mungkin akan dicapai tanpa adanya persatuan antar agama. persatuan antar agama tak mungkin dapat terwujud tanpa adanya dialog antar agama” (Huns Kung)

I. Pendahuluan

Indonesia adalah sebuah negara yang plural. Pluralitas negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) bisa dilihat dari keanekaragaman ras, suku, bahasa (daerah), adat istiadat dan agama bangsa Indonesia. Bisa jadi keberagaman ini menjadi sebuah kekayaan. Namun, kekayaan ini jika tidak dikelola dengan baik dapat menjadi ancaman yang berakibat fatal. Berbagai keberagaman yang ada di NKRI pun dapat menjadi ancaman bagi keutuhan dan kelangsungan NKRI, karena kelangsungan dan keutuhan suatu negara bergantung pada stabilitas negara yang bersangkutan. Keberagaman dapat dijadikan amunisi untuk memecah persatuan yang bisa berakhir pada hancurnya stabilitas negara. Munculnya usaha untuk disintegrasi di berbagai wilayah RI menjadi bukti konkrit dari problem ini.

Beberapa tahun lalu bahkan sampai saat ini, di Indonesia banyak kejadian yang salah satu pemicunya disebabkan kasus SARA. Peristiwa Ambon, Poso, Sampit, Aceh sampai kasus dukun santet di Jawa Timur, semua diisukan bersumber dari SARA, lebih khusus masalah agama. Agama adalah obyek yang paling gampang untuk dijadikan kambing hitam. Bentrok antar pendukung partai berbasis agama yang pernah terjadi di beberapa daerah, agama pun dianggap sebagai biang keroknya. Perkara kriminalitas yang

Nonkontradiksi dan Identisitas: Dua Prinsip dalam Epistemologi Islam

Oleh: Ammar Fauzi Heryadi

Apa yang akan Anda simak di bawah ini adalah pendekatan lain dari yang diupayakan dalam aktikel HUDHURI: Basis Kebenaran. Artikel ini lebih menyoroti ilmu hushuli; pengetahuan representatif.

Sabtu, 12 Juni 2010

Mengapa Kita Mudah Berghibah

Oleh: KH.Dr. Jalaluddin Rakhmat

Suatu hari di zaman Nabi, seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulallah, apakah yang disebut dengan ghibah?" Rasulullah saw menjawab, "Ghibah adalah menceritakan keburukan orang lain di belakang dia." Sahabat itu bertanya lagi, "Bagaimana bila keburukan itu memang terdapat pada dirinya?" Rasulullah menjawab, "Itulah yang disebut dengan ghibah." "Lalu bagaimana bila keburukan itu tidak terdapat pada dirinya?" "Hal itu disebut dengan buhtân atau fitnah. Dosanya lebih besar daripada ghibah," jawab Rasulullah.

Minggu, 06 Juni 2010

Pesan tertulis Ayatullah Khamenei menyusul kejahatan Zionis di perairan dekat Gaza

Pesan Tertulis Ayatullah Khamenei Menyusul Kejahatan Zionis di Perairan Dekat Gaza
Posted on 2 Juni 2010 by Ali Reza

Menyusul terjadinya serangan brutal tentara Rezim Zionis Israel terhadap konvoi Freedom Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah Al-Uzhma Sayid Ali Khamenei menyebut serangan itu sebagai serangan terhadap opini umum dan hati nurani umat manusia sedunia. Berikut adalah teks lengkap pesan tertulis pemimpin dunia Syiah terkait insiden penyerangan konvoi Freedom Frotilla.

Bismillahirrahmanirrahim

Selasa, 18 Mei 2010

Antara Cinta, Iman dan Akal

By Dimitri Mahayana



Al-‘aqliyyuun yakin bahwa esensi manusia adalah “keberpikirannya”. Bagi mereka semakin sempurna seorang manusia, semakin sempurna pula pemikirannya. Karena itu insan kamil (manusia sempurna) menurut pandangan ini adalah orang yang paling sempurna nalarnya, dalam arti telah menyingkap rahasia wujud (keberadaan) sebagaimana kenyataannya. Tafakkur, -dalam pengertian rasionalnya-, merupakan satu aktifitas utama yang menghantarkan manusia mencapai tujuannya. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi ulil – albaab. (Yaitu) orang-ornag yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi : ` Yaa Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali ‘Imran 190-191).

Senin, 03 Mei 2010

TANYA-JAWAB SEPUTAR PLURALISME AGAMA & MAZHAB (Bag 2)

Bersama: Ayatullah Muhammad Taqi Misbah Yazdi

(Pakar fikih, mistik, filsuf dan masalah keislaman kontemporer)

VII

TUJUAN PELONTARAN MASALAH PLURALISME

DITENGAH MASYARAKAT

Tanya: Apakah tujuan dilontarkannya permasalahan pluralisme agama pada masyarakat kita?

Jawab: Dalam media massa ataupun ceramah-ceramah yang sering dilakukan oleh orang-orang yang tak dikenal, beberapa kali kita dengar mereka melontarkan pemikiran pluralisme agama dan mereka juga tekankan bahwa Islam, Kristen maupun agama-agama lain memiliki kebaikan oleh karenanya harus ada saling menghormati dan toleransi antar pengikut keyakinan-keyakinan yang ada. Sebagaimana kita menyukai jika keyakinan kita dihormati orang lain dan kita diberi kebebasan mengamalkan segala ajaran yang kita miliki maka merekapun harus kita beri hak untuk menganggap diri mereka dalam kebenaran dan memberi kebebasan untuk mengamalkan segala ajaran mereka, juga menghormati dan menganggap akan keberadaan dan kebenaran akidah mereka.